Mesej penting sempena genap satu tahun Dato Seri Anwar Ibrahim dipenjarakan

Mesej penting sempena genap satu tahun Dato Seri Anwar Ibrahim dipenjarakan : –

Ucapan terakhir Datuk Seri Anwar Ibrahim pada 10 Feb 2015 di mahkamah sebelum beliau diheret ke penjara akibat kezaliman UMNO.

Berikut adalah ucapan berkenaan:

Saya kekal dengan pendirian tidak bersalah ke atas pertuduhan jelik ini – insiden ini tidak pernah berlaku.

Ini merupakan satu fabrikasi lengkap yang terhasil daripada satu konspirasi politik untuk menamatkan karier politik saya.

Kalian tidak langsung memberikan pertimbangan sewajarnya ke atas fakta kes yang diketengahkan oleh peguam saya sebermula hari pertama lagi – betapa insiden ini tidak pernah berlaku sama sekali.

Saya mampu memandang ke hadapan, tetapi melihat kepada kenyataan anda hari ini, nyata sekali ia sia-sia. Kelihatan seperti saya diperlekeh sekali lagi sebagaimana yang berlaku di Mahkamah Rayuan, dan ia terus dilakukan di sini selepas kami mengharungi ranjau perbicaraan selama 8 hari!

Bukan satu kebetulan bagaimana Pejabat Perdana Menteri mampu mengeluarkan kenyataan bertulis penuh atas keputusan kalian hanya beberapa minit selepas kalian menyampaikan penghakiman sebelum menjatuhkan hukuman.

Tatkala tunduk patuh pada perintah penguasa politik, kalian menjadi sebahagian daripada rakan kongsi dalam jenayah pembunuhan integriti dan kebebasan kehakiman. Kalian menggadaikan jiwa kalian kepada syaitan, menukar ganti hati nurani kalian dengan keuntungan materialistik dan kesenangan serta jaminan jawatan.

Kalian mempunyai kesempatan terbaik untuk menebus kekhilafan – dengan memperbetulkan kesalahan masa lalu dan meletakkan kehakiman atas paksi yang benar serta mengukir nama kalian untuk anak-cucu kalian kenangi sebagai pembela keadilan yang sebenar-benarnya.

Akan tetapi kalian memilih untuk kekal di sisi gelap dan menenggelamkan moral kalian dalam kancah kepalsuan dan tipu muslihat. Apakah kalian tahu betapa kalian kini sedang bergelumang kekotoran dan penipuan lantas ketidakadilan tersebut akan menyelinap di setiap sudut Istana Kehakiman ini, dan saya bersimpati kepada kalian.

Benar, kalian menghakimi saya – dan saya akan, untuk ketiga kalinya, melangkah ke penjara, tapi ketahuilah yang saya sama sekali tidak akan tunduk. Cahaya kekal menyinari saya.

Tetapi kalian yang harus berasa malu tatkala kalian akan di nilai sejarah sebagai pengecut terulung atas nama kemanusiaan. Dengan kedudukan dan kuasa kehakiman yang tinggi, kalian membungkam begitu rendah untuk diperalat oleh penguasa politik.

Mahasiswa undang-undang dan kalangan profesor jurispruden akan meneliti penghakiman kalian dan di saat mereka membedah alasan serta keputusan kalian, kredibiliti dan integriti kalian akan dicarik halus. Di saat itu kalian akan didedah sebagai perekayasa yang memakai jubah kehakiman hanya untuk memperlekeh keadilan.

Jangan sesekali kalian lupa, sebagaimana kita semua, kalian juga harus menjawab kepada Sang Pencipta. Kalian harus menjawab kenapa kalian berpaling daripada prinsip-prinsip yang kalian lafaz dan sumpah untuk ditegakkan.

Mereka yang datang ke kamar mahkamah perlu menunduk hormat dan memanggil kamu sebagai Yang Arif, tetapi tidakkah kamu tahu satu hari nanti kamu juga perlu menjawab kepada Yang Maha Arif? Di saat itu kamu memerlukan lebih daripada tunduk hormat untuk menghuraikan mengapa kamu dengan sengaja melanggar perintah Allah melalui Ayat 58 Surah An-Nisa.

Melangkah ke penjara, saya anggap sebagai satu pengorbanan buat rakyat negara ini. Saya berjuang hampir seluruh kehidupan saya demi rakyat negara ini – dan demi rakyat jugalah saya bersedia untuk ke penjara dan menghadapi sebarang bentuk akibat.

Perjuangan saya akan diteruskan, ke mana saja saya dihantar dan apa jua yang diperlakukan ke atas saya.

Kepada sekalian sahabat dan rakyat Malaysia, izinkan saya merakamkan penghargaan jauh dari sanubari saya atas setiap dokongan yang telah diberikan. Allah SWT menjadi saksi, saya berjanji tidak akan didiamkan, saya akan berjuang untuk kebebasan dan keadilan dan saya tidak akan menyerah!

-Datuk Seri Anwar Ibrahim.